Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus turun. Pada perdagangan Rabu (10/8/2022) pukul 15:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.789,16 per troy ons. Terkoreksi 0,27%.
Namun dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas pun masih naik 3,2%.
Analis DailyFX Ilya Spivak mengatakan pelemahan harga emas disebabkan terbatasnya transaksi perdagangan menjelang pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS).
"Jelas sekali jika fokus pasar hari ini adalah pengumuman inflasi AS. Jika inflasi lebih tinggi dari perkirakan dan data tenaga kerja bagus maka suku bunga akan naik. Ini tidak bagus bagi pergerakan emas," tutur Spivak, kepada Reuters.
Data inflasi AS akan diumumkan hari ini pukul 19:30 WIB. Konsensus yang dihimpun Trading Economics dan Reuters memprediksikan angka inflasi AS Juli 2022 akan berada di 8,7% secara year-on-year (yoy). Melambat dibandingkan dengan angka inflasi di bulan sebelumnya di 9,1% yoy.
Analis OANDA Craig Erlam mengatakan jika inflasi AS melandai maka kondisi tersebut bisa kembali mendongrak emas. Pasalnya, inflasi yang melandai diharapkan bisa menurunkan agresivitas kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
"Inflasi yang melandai terutama di inflasi inti bisa menjadi katalis bagi pergerakan emas ke depan," ujar Erlam.
Pekan lalu, emas sempat menguat tajam karena adanya ketegangan China dan AS setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Emas bahkan mampu bangkit dari kisaran di bawah US$ 1.696,43 pada 20 Juli lalu menjadi US$ 1.791,08 per troy ons pada Kamis pekan lalu.